Got an idea?
Buku tak lebih merupakan media baca.
Ada buku, ada e-book, ada kitab, ada papan baca, ada koran, bahkan laman media sosial (yang sedang kalian baca sekarang ini) juga bisa dikatakan 'media baca.'
Setuju?
Tentu masing-masing memiliki keunggulan, fungsi, dan tujuan yang masing-masing.
Buku sendiri sangat penting sebagai knowledge enrichment. Selain interaksi langsung dengan buku lebih menarik, buku juga memiliki daftar & referensi author yang lebih jelas.
Sayangnya,
This is pathetic as many books are not meant to be as what they're supposed to be.
Buku hanya dijadikan sebuah alat propaganda dan penguatan opini.
George Carlin :
"Do not just teach your children to read. Teach them to question what they read. Teach them to question everything."
Berbicara tentang "membaca" sering dikaitkan dengan kata "iqra."
Apa itu iqra?
Apakah iqra yang dimaksud itu cukup dimaknai membaca lewat 'ain (mata)?
Ternyata tidak, karena banyak juga yang mendapat ilmu lewat suara..
Anak bahasa tentunya faham.
Dalam ilmu kebahasaan, Phonetic, dikenal juga adanya Bow-Wow-Theory.
Teori asal bunyi / suara.
Di Jepang sangat kental istilah "Onomatopoeia"
Tercermin pada salah satu anime, One Piece. Hampir keseluruhan nama Logia merupakan onomatopoeia. E.g. pica-pica bunyi cahaya, hie-hie bunyi es, dll.
Di Indonesia (seharusnya) juga ada beberapa suara seperti "debur, desir, decit, desis, desing, dering, dengung, derap, deru, dentum, detak, denting, dlsb."
Kemudian tersebar ke beberapa bunyi seperti "Dor, Sst, Cess, Pyur, Duar, Sret, Cit, Dagdigdug, Berrr, Cling, Slep, Cetar, Byar, Tes, Cleng, Currr, Huff, Glebet, Srek, Blup, Blem, Psst, Bek, Bul, Kretek, Cetak, Tok, Tik, Dum, Creng, dlsb."
It's bad news that KBBI isn't that helpful in containing all those Onomatopoeia. Looking up Oxford Dictionary we'll find out that "Kaboom (Duar)" means loud sound of an explosion..
Nah, ini tugas (bisnis) bagi orang-orang bahasa untuk menyempurnakan KBBI.
Indonesians also prefer seeing & commenting to listening..
Contohnya apa?
Bunyi air "Kecipak" -> Kecopak -> Kecehan.
Lebih sering digunakan ketika /melihat/ seseorang bermain air, lalu /komentar/ "jangan kecopakan."
See? No listening.. only hearing.. talking.. then commenting..
Padahal Kecipak menurut KBBI adalah bunyi (noun), namun pada penerapannya berubah menjadi Kata Kerja.
Begitu pula bunyi "Cetar" yang sering dipakai sebagai pujian, bahkan terhadap sesuatu yang berbunyi-pun tidak.
Mungkin ada anggapan bunyi & suara itu bukanlah ilmu.. bunyi ya sekedar bunyi.. suara ya sekedar suara.. tanpa ada ilmu di dalamnya..
Lalu bagaimana dengan ceramah & khotbah?
Lagu-lagu religi, Audiobooks, MP3 Ayat-ayat suci.
Iya, suara / frekuensi juga merupakan 'media baca' yang cukup efektif bagi telinga.
Kenapa efektif?
Menurut Nara Shikamaru sewaktu berhadapan dengan Tayuya dari desa Bunyi:
"Indra yang paling sulit dibendung responnya (tanpa alat bantu & tangan) ialah telinga."
Iya, mata tinggal menutup.
Iya, hidung tinggal menahan nafas.
Iya, 2 lainnya tinggal mengalih persepsi.
Iya, itu dari anime & manga.
Artinya apa?
Bahwa layar kaca, layar desktop, layar smartphone; film, anime, video youtube, everything you watch basically is a reading book.
Bagi yang pernah membaca manga / anime berjudul "Bakuman" mungkin masih ingat adegan si wanita novelist mencemooh Manga sebagai karya sastra non-educational.
Faktanya tidak sepenuhnya demikian, anime seringkali merupakan adaptasi dari manga, mangapun beberapa merupakan adaptasi dari novel, ketiganya seringkali terinspirasi dari sejarah, fenomena, keadaan social-masyarakat, serta gagasan author / mangaka yang tertuang di dalamnya.
Fiksi tidak 100% Fiksi.
Non Fiksi tidak 100% Non Fiksi.
Plato & Aristoteles
"Mimesis"
Pada dasarnya segala sesuatu di dunia (idea) hanyalah imitasi, tiruan, cerminan.
Selain karena kesepakatan,
Kita mengatakan warna merah itu merah karena dari kecil kita diajarkan (meniru) orang-orang menyebut warna itu adalah warna merah.
Kita bisa mengucapkan huruf A-Z karena kita diajarkan (meniru) pengucapan huruf A-Z.
Lalu semua itu internalized.
Para inventors; Bentuk helikopter, bentuk roda, and so on..
Artists, Penyair, Pengarang lagu, Penulis, Novelist, dan Pelaku-pelaku karya sastra lainnya juga meniru, mungkin bukan imitasi sempurna, mungkin bukan meniru sepenuhnya, ada proses olah data tentang ingatan, inspirasi, dsb.
Tulisan ini sendiri bisa jadi pernah Penulis 'iqra' dari sumber lain jauh-jauh masa sebelumnya, bisa dari buku, bisa dari tulisan, bisa dari obrolan north-south (ngalor-ngidul), bisa juga dari hasil penalaran Penulis sendiri berdasarkan persepsi & pengamatan Penulis tentang semesta, atau yang biasa disebut 'Hidayah.'
The power of beyond.
A miracle from 'Kebenaran Hakiki.'
Kebenaran yang bukan imitasi.
Sebagai salah satu sumber ilmu, buku dan 'media baca lainnya' tentulah sangat baik.
Semakin banyak membaca, semakin banyak tahu.
Tak mengapa bila baru sedikit membaca sudah asal tahu daripada asal tahu sebelum membaca.
Artinya
Asumsi yang muncul seketika membaca judul itu lebih baik daripada Presumsi yang muncul lebih dahulu lalu mencari pembenaran & 'backingan' lewat bacaan.
That is not what's so called a discovery.
Ibarat Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi asal comot referensi supaya cocok dengan hasil yang diinginkan. (Hasil yang entah darimana sudah ketemu & sudah benar duluan.)
Bahasa trendnya, Cocoklogy.
Tidak dipungkiri terdapat apa yang disebut oleh Penulis sebagai "Ambang Batas Kewarasan."
Apabila menemui judul bacaan :
"Tolong Sebarkan! Ternyata Bumi Memang Datar! Sesuai! Ayat Suci Memang Benar! OMG!"
Aspek-aspek keilmuan yang diakui dunia internasional ditabrak begitu saja oleh bualan para peraub untung share-like-embel-embel ini.
Mulai dari perhitungan waktu, pergantian musim, sampai bentuk globe pun digilas..
Boleh jadi mereka yang percaya flat earth theory belum pernah 'iqra' feature terkini perbandingan skala di google earth map, jadi bagi mereka negara Matahari luasnya seperti pulau Sumatera.
Mencengangkan mengetahui jumlah like & share untuk bacaan sejenis.
Begitu pula untuk website & group 'RASA-RASA.'
#Kesimpulan
Oleh sebab itu banyak-banyaklah 'iqra.'
Membaca bukan selalu tentang buku.
Membaca hatiku saja kamu sering missed kok.