- Blessing in Disguise -
Bagi saya, perasaan terindah salah1nya ada :
When two boys (two friends) take their steps into a brawl.. are ready to change blows.
Boleh jadi yang satu mempunyai perawakan lebih besar, tinggi, bulky. Sedang opponentnya kurus, kecil. Those differences in strength may end up bringing OH-KO (One Hit Knock Out.)
But then, suddenly tears are fallin down the cheeks of the bigger boy.
Bagaimana mungkin seseorang yang memiliki all advantages dibanding lawannya itu secara sendiri menangis, bahkan sebelum memukul ??
Banyak kemungkinan, namun 2 hal paling dominan; Ketakutan & Kepedulian.
1# Ketakutan bukan karena kalah takut, namun ketakutan akan dampak pada status sosial / dalam hal ini 'status pertemanan'. Konsepnya sederhana, "semakin besar suatu kelompok semakin besar pula kemungkinan ketidak acuhan terhadap sesama anggotanya."
Berbeda dengan adults yang (pernah) memiliki banyak berbagai macam friends and acquaintances, empirisme anak kecil barulah sedikit dipengaruhi faktor-faktor endogen/introgen dan ekstrogen. Mereka baru mengenyam kehidupan di lingkungan primer *keluarga, dan peer *teman sejawat. Sehingga statusnya dalam pertemanan ini merupakan hal yang dianggap sangat erat dan penting.
2# Kedua adalah tentang Kepedulian.
Kepeduliaan mengenai apa yang akan diderita lawannya^ , apa yang akan dirasakan^ , apa yang akan terjadi pada hubungan pertemanan mereka selanjutnya^ , dll ^ . Boleh jadi, si Besar memiliki rasa 'sayang' / 'peduli' terhadap lawannya. Hal ini tentunya sangat bagus. Si anak merupakan anak baik yang mengerti akan kepeduliaan dan kasih sayang.
But unfortunately ...
People may misinterpret,
the bigger is to blame for battling a weaker, while the little is okay to be scared, or so
People may scold the bigger for crying, and praise the little one for his bravery.
Hahaha
Holy Smokes, mungkin banyak yang berasumsi penulis pasti berperawakan besar karena terlalu memihak sudut pandang si Besar.

Bukan,
Kasusnya mirip ketika terjadi kecelakaan antara sepeda dan sepeda motor. Siapapun yang salah, kecondongan untuk disalahkan adalah pada pengendara sepeda motor. Common senses sering hilang, sering ngga common di sini..
Tapi masa perkelahian anak manusia disamakan dengan kecelakaan sepeda motor???
Jadi tentang BLESSING IN DISGUISE,
Khususnya bagi guru dan segala macam orangtua, penting untuk tidak memarahi anak tanpa sebelumnya melakukan kompleksitas pemahaman. Jangan lah jadi kaum 2D, "pokoknya ini sudah jadi tugas orang tua untuk mendidik anaknya (dengan memarahi), pokoknya, pokoknya, pokoknya."
Ingat, orang yang berkata "pokoknya" itu sering kali orang yang malas berfikir. Dan malas berfikir itu sama dengan malas.
Ingat juga, memiliki buah hati / penerus bangsa yang memiliki hati emas itu emas.
"Kamu gimana, Fan??" Wkwkwk

Btw, I have no r8 to speak, frankly ..
Aku kan cuman seekor tactless maggot

Please do not ostracize me for being out of touch with society. Because i might cry if you do so.
Lantas pertanyaanku :
"Disebut apakah namanya perasaan yang bergejolak di hati when we are about to harm the other?"
Benar-benar Ethereal-like feeling there sampai2 airmataku mengalir ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar