Minggu, 26 Maret 2017

Tiga kata paling sering merenggut waktu

Tiga kata paling sering merenggut waktu (untuk berfikir)
1. Desperation
2. Trust
3. Love


1. Keputusasaan

adalah ketika seseorang tak lagi merasa ada pilihan. Kerap seseorang kebingungan ketika mempunyai lebih dari satu pilihan. Ketika harus memutuskan pilihan A atau B. Tidak mempunyai pilihan lain dan keputusan, adalah dua hal yang berbeda. Boleh jadi banyak orang menipu diri dengan 'berlagak' telah mengambil keputusan hidup. Nyatanya, keputusan yang diambil boleh jadi berangkat dari sebuah keputusasaan. Maka jangan heran, mereka yang belum mengambil keputusan tidak selalu terlihat desperate. Lain sisi, seseorang yang telah mengambil keputusan justru seemingly being in desperation. Orang yang desperate bukan mereka yang tersenyum dalam diam, melainkan mereka yang bekerja dalam kesukaran.

2. Trust
“Trust is without a doubt a very noble act. what many people do, that they call 'trust,' is actually giving up on trying to understand others. And that has nothing to do with 'trust,' but is rather.. apathy. There are countless people out there who fail to realize that apathy is a far more devastating act than doubting others." Ketika seseorang telah percaya, besar kemungkinan dia akan berhenti mencoba lebih memahami, memahami lebih, juga stop questioning. Lebih lagi ketika terwujud dalam Kepercayaan Buta, right or wrong tidak perduli. Namun, ada pula peristiwa "I trust you to be / to handle this (cause I don't really care. You just take that, Moron.)"

3. Love
is blind and blinding.. lovers cannot see any flaw as they are blind and blinded. Ironically, love also is about giving. Imagine, a lover feels the need to give his/her best to the flawless one (?). Bisa jadi, inilah musabab terciptanya "pecinta tak pernah tahu alasan (mereka) mencintai." Ketika mereka (tahu) punya alasan, boleh jadi dia tidak buta. Padahal cinta harus buta. Cinta juga harus tulus ikhlas memberi, entah afeksi entah materi. Ketika mengaku mencinta namun masih berfikir untuk memberi, atau ketika muncul alasan "memberi hanya yang penting-penting saja bagi / yang paling dibutuhkan oleh tercinta," sesungguhnya bukan kebijaksanaan yang meningkat, melainkan rasa cinta itu yang meredup.. aku katakan meredup bukan memudar, precisely karena cinta sendiri itu seperti cahaya. Semakin pekat semakin membutakan. Orang yang rasa cintanya meredup, lantas bisa berfikir jernih, tidak bisa dikatakan 'tercerahkan' karena apa yang terjadi justru dia fades to pitch black (menjauh dari cahaya.)

Waktuku sering habis ketika seseorang menyinggung how desperated somebody else is.
Waktuku sering habis ketika seseorang menyatakan how much someone trust me.
Waktuku sering habis ketika seseorang mengucap "Fan, I Love You."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar